INTERAKSI SOSIAL
Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk
mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk
sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang
lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau
motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk
mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi. Dengan demikian
maka akan terjadilah interaksi antara manusia satu dengan manusia yang
lain.
Pengertian interaksi sosial
Interaksi
sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu lainnya.
Individu satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga sebaliknya.
(definisi secara psikologi sosial). Pada kenyataannya interaksi yang
terjadi sesungguhnya tidak sesederhana kelihatannya melainkan merupakan
suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadi karena ditentukan
oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yang
memiliki juga perilaku spesifik.
Di
dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan
dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam
arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan
di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor dasar penyebab interaksi manusia
A. Faktor imitasi, imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain.
Menurut
Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari
atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan
(1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan
dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang
diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis
lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara
otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang
mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang
yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang
diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu,
karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari
imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap
orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang
karena faktor imitasi.
B. Faktor sugesti, adalah pengaruh psikis yang diterima tanpa adanya kritik
Yang
dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari
diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya
diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu
segesti dapat dibedakan (1) auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri
sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan,
dan (2) hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Misal sering seseorang merasa sakit-sakit saja, walaupun secara obyektif
yang bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja terapi karena
auto-sugesti orang tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat, maka ia
merasa tidak sehat. Contoh untuk hetero sugesti adalah misal dalam
bidang perdagangan, orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa,
hingga tanpa berfikir lebih lanjut orang termakan propaganda itu, dan
menerima saja apa yang diajukan oleh pedagang yang bersangkutan.
Imitasi
dan sugesti peranannya dalam interaksi hampir sama besarnya, namun
berbeda. Dalam imitasi, orang yang mengimitasi keadaannya aktif
sebaliknya dengan yang diimitasi dalam keadaan pasif. Sedangkan dalam
sugesti orang dengan sengaja dan aktif memberikan pandangan, norma dan
sebagainya agar orang lain menerima.
C. Faktor identifikasi, adalah
dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan orang lain. .
Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang
tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Contoh
anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap
orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper
sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat
identifikasi itu. Dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma,
cita-cita, sikap dan sebagainyadari orang tua sedapat mungkin dijadikan
norma-norma, sikap-sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak
menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari.
D. Faktor Simpati,
merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan
perasaan maka timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa
tertarik pada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya,
apa sebabnya tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih
lanjut. Lawan dari simpati adalah antipati yaitu merupakan penolakan
atau bersifat negatif. Sedangkan empati adalah kecenderungan untuk ikut
merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain (feeling with
another person).
OPINI:
Menurut saya interaksi sosial iu penting karena interaksi itu merupakan hubungan dan hubungan itu hal yg penting bagi sosialisasi.
NAMA: Bayu ramadhan
NPM: 11112396
KELAS: 1KA10